Jumat, 24 September 2010

Cantik Tanpa Lipstik




Kecantikan sesungguhnya bukan kemolekan tubuh belaka, tetapi dia itu yang selalu bersembunyi dalam taman hati terindah. Akankah demikian? Cantik fisik di era pencitraan ini masih saja menempati peringkat dominan. Postur tubuh langsing semampai, bodi mulus, paras elok, serta atribut kasatmata lainnya merupakan representasi wanita hebat. Deretan kriteria tersebut bermuara pada sebuah predikat: sexy. Selalukah wanita identik dengan mainstream seperti itu?
Cantik Tanpa Lipstik seperti Siti Khadijah mengajak Anda menemukan makna tentang wanita sempurna, cantik luar dalam, yang mampu memberdayakan potensi kesempurnaan dengan berpedoman pada jiwa teguh, akidah puguh, akhlak teduh, dan akal lurus.
Bacaan religi populer ini mencontohkan kehebatan seorang janda kaya yang diperebutkan banyak lelaki untuk dijadikan istri. Walaupun telah dua kali menjanda, sosok ini tetap kharismatik. Mereka saling berebut kesempatan untuk mencoba mendekati wanita tersebut dengan beragam rayuan. Ini tidak aneh karena wanita tersebut memiliki pribadi luhur dan berakhlak mulia. Dialah Siti Khadijah, istri Rasulullah saw.
Buku ini menawarkan beragam tuntunan bagi wanita, dari yang masih remaja sampai yang telah berkeluarga; dari ibu rumah tangga hingga wanita karier.
Wanita idealnya berwawasan, kuat, dan beretika. Stigma wanita makhluk kelas dua, kedudukan di dunia tak ada nilainya, dan tak memiliki kemampuan setara laki-laki mesti ditepis oleh kelebihannya sebagai makhluk penuh kelembutan, kasih sayang, dan empati.
Buku ini mengingatkan kaum wanita agar tidak boros. Sikap boros biasanya kental dengan nuansa penuh gengsi dan kesombongan.   
Bagaimana seorang wanita menjadi istri? Istri mesti senantiasa menghormati suami dalam keadaan duka maupun ceria. Ia juga harus selalu menemani setia dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh kasih sayang. Dialah sosok idaman yang tidak "menghadirkan" suami ke dalam nuansa "suami-suami takut istri".   
Di akhir pembahasan, buku ini menyuratkan emansipasi wanita. Wanita tetap harus berkiprah di ranah publik. Wanita tidak hanya sebagai pelengkap hidup atau hiasan yang sebatas dinikmati kaum adam. Wanita sangat berhak menduduki jabatan tertentu dalam berbagai kehidupan. Peran ini pun sudah ada sejak zaman kenabian. Banyak wanita, di era itu, berkecimpung di bidang sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya; menjadi aktivis perempuan, praktisi politik, hingga petani sukses. (Didik durianto/penyelaras bahasa)

(Kompas, 7 Mei 2008)


Data Buku
Cantik Tanpa Lipstik Seperti Siti Khadijah
Feryanto Hadi
15x23 cm, 235 hlm
Rp 30.000,-
Cet I, 2008
ISBN:
978-979-24-9942-1

Sumber ilustrasi: yukbaca.blogspot.com